BANDUNG, 27 Agustus 2025 - Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Politeknik Al Islam Bandung turut berpartisipasi dalam Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri (KSTI) Indonesia 2025 yang diselenggarakan pada 7-9 Agustus 2025 di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), Bandung. Kehadiran ini menunjukkan komitmen institusi dalam mendukung agenda nasional untuk memperkuat ekosistem riset, inovasi, dan industrialisasi berbasis sains dan teknologi.
Latar Belakang dan Tujuan KSTI 2025
KSTI 2025 merupakan forum strategis berskala nasional yang mempertemukan berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, akademisi, pelaku industri, komunitas, dan media. Kegiatan ini digagas oleh Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) untuk mendukung target pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diproyeksikan mencapai 8% dalam lima tahun ke depan, yang akan dicapai melalui transformasi ekonomi dari sektor ekstraktif menuju industri bernilai tambah tinggi.
Adapun tujuan utama KSTI 2025 adalah membangun paradigma baru yang menempatkan sains dan teknologi sebagai peran sentral dalam membangun industri yang berdaya saing, mendukung percepatan hilirisasi riset dan teknologi potensial ke industri nasional, memperkuat hubungan antara sains dan kebijakan (science-policy interface) sebagai fondasi pengambilan keputusan strategis, menyusun peta jalan riset yang terintegrasi dengan industri dan kolaborasi pentahelix, dan menampilkan hasil riset unggulan dari perguruan tinggi, pusat riset, dan industri.
Kontribusi dan Harapan Politeknik Al Islam Bandung
Sebagai lembaga yang berfungsi di bidang penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, LPPM Politeknik Al Islam Bandung melihat partisipasinya sebagai langkah penting untuk melahirkan peneliti unggul dan menghasilkan riset yang relevan dan inovatif. Partisipasi ini juga diharapkan dapat memperkuat posisi Politeknik Al Islam dalam peta riset nasional dan mendukung pencapaian indikator kinerja institusi di bidang penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
Sekretaris LPPM, Hadi Juwanda, yang hadir pada kegiatan tersebut, menyampaikan harapan besar agar kegiatan ini memberikan gambaran jelas tentang pentingnya sains dan teknologi untuk kemajuan bangsa. Selain itu, diharapkan juga adanya peningkatan kolaborasi riset dengan berbagai institusi untuk menghasilkan riset unggulan yang bermanfaat bagi masyarakat luas dan kemajuan bangsa.
Para Pembicara Terkemuka
Konvensi ini dihadiri oleh pembicara-pembicara terkemuka, termasuk,
- Presiden RI, Prabowo Subianto, yang membuka acara dan menyampaikan pidato utama tentang pentingnya transformasi ekonomi.
- Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indrawaty, yang memaparkan peran APBN dalam memajukan sains dan teknologi.
- Peraih Nobel, Prof. Konstantin Novoselov, yang berbicara mengenai rekayasa material sebagai fondasi teknologi masa depan.
- Peraih Nobel, Prof. Brian Schmidt, yang menekankan pentingnya membangun ekosistem sains yang kuat dan kolaborasi lintas sektor.
- Wakil Presiden Nanyang Technological University, Prof. Lam Khin Yong, yang berbagi tentang konsep PACE untuk meningkatkan inovasi.
- President Australian National University, Prof. Chennupati Jagadish, yang memaparkan visi tentang ekosistem riset yang kuat dan terhubung.
Kehadiran para tokoh ini memperkuat posisi KSTI 2025 sebagai forum penting untuk mendorong inovasi dan kolaborasi dalam bidang sains dan teknologi di Indonesia. * (SKIR)