Oleh: Dra. Yosrika, A.Md.TW, M.Pd*
Virus korona yang tengah melanda dunia saat ini berdampak pada banyak hal, salah satunya pada bidang pendidikan. Saya bekerja sebagai Terapis Wicara yang melayani anak-anak berkebutuhan khusus, apa yang harus saya lakukan untuk membantu anak-anak berkebutuhan khusus memahami hal ini? Bukan hal yang mudah untuk bisa mereka pahami karena keterbatasan kognisi dan persepsi mereka yang berbeda.
Stay at home sesuai aturan pemerintah, tetapi saya masih memikirkan kondisi anak-anak berkebutuhan khusus, terbayang bagaimana repotnya orang tua menjalani hari-hari di rumah saja dengan anaknya, Hampir tiap hari saya menerima chat, Latihannya apa lagi? Kapan terapi? “Kita mau datang saja ya, Bu! Karena anaknya sudah bosan, anaknya lari-lari saja, anaknya tantrum, anaknya ngajak pergi saja, dan masih banyak lagi pertanyaan–pertanyaan orang tua. Untuk anak normal bisa kita ajak komunikasi, bisa kita berikan pemahaman, misalnya mengenai pengertian dari virus corona, pentingnya menjaga kebersihan, pentingnya mencuci tangan, dan pengertian dari sosial distancing. Kebersihan itu harus seperti apa? Mengajari anak ABK memerlukan cara tersendiri, misalnya diagnosa dan masalahnya sama tetapi belum tentu sama cara pengajarannya, karena mereka sangat unik.
Sungguh berat beban orangtua menghadapi situasi seperti ini. Anak yang normal pun mungkin rewel tidak bisa bermain di luar, apalagi anak ABK yang punya keterbatasan pada kognisi dan persepsinya. Sesuai dengan himbauan dari pemerintah untuk diam di rumah sebagai salah satu upaya memutus mata rantai penyebaran virus corona, dan sesuai juga dengan himbauan dari ikatan profesi, kalau kami harus menunda pelayanan terapi di klinik tumbuh kembang, maka saat situasi makin tidak kondusif, memaksa saya harus berpikir, apa yang masih saya bisa bantu untuk ABK dan untuk orangtuanya? Karena banyak kasus yang memang tidak bisa kita lakukan terapi secara online. Akhirnya saya mencoba memberikan hal-hal seperti di bawah ini.
1. Memberikan layanan konsultasi lewat online
Layanan konsutasi ini sesuai dengan jam pelayanan terapi, hanya diperlukan kerja sama dengan orang tuanya, selama layanan ini orang tua bisa menceritakan mengenai latihan-latihan yang sudah diberikan, dan jika mau mereka mengirimkan video sesi mereka bermain dengan anaknya. Dengan layanan ini diharapkan orang tua masih mempunyai arahan untuk memberikan kegiatan pada anaknya.
2. Memberikan layanan Parenting Support melalui media WA (WhatsApp) Grup
Pada layanan ini orang tua bisa saling menguatkan dan memberikan energi positif, dan peran saya memfasilitasi dengan memberikan masukan dari sudut pandang keilmuan, dan rasanya bahagia sekali membaca percakapan orang tua di grup ini di mana mereka sudah bisa tertawa dan berpikir positif tentang anaknya juga berbagi ide bermain.
3. Memberikan edukasi secara online pada orang tua, di antaranya untuk anak-anaknya yang belum bisa berbicara verbal, orang tua diharapkan belajar lebih mengenal komunikasi non verbal yang disampaikan oleh buah hatinya, bisa berupa gesture, tatapan mata isyarat, gambar, atau hal yang lainnya. Yang penting adalah anak memahami kondisi saat ini. Bahasakanlah setiap kegiatan dengan anak.
Berikut ini saya lampirkan contoh visual support untuk anak ABK memahami kondisi sekarang. Visual support adalah bantuan berupa gambar-gambar untuk menjelaskan satu hal secara terperinci, sehingga diharapkan anak memahami kondisi yang sedang terjadi pada saat ini.
Banyak hikmahnya di balik pandemik corona ini, orang tua jadi bisa lebih mengenal anaknya sehingga bonding dan attachetment lebih baik lagi, dan saya yakin jika hal ini terbina terus akan berpengaruh pada perkembangan putra-putrinya, dan banyak orang tua yang baru memahami hal tersebut saat mereka bersama dalam dua minggu terakhir ini. (*)
*) Dosen Program Studi Terapi Wicara Politeknik Al Islam Bandung dan Terapis Wicara di Klinik Tumbuh Kembang Anak Yayasan Suryakanti